Sabtu, 20 November 2010

Cerpen

Dia Penyemangat Hidupku

"Tok... Tok... Tok.... Neng, bangun neng..!!!"
"Hooaaammm...!!!! Iya, Bi..!!! Nih, udah bangun, kok !
 Pagi dunia !!"

Aku Grace, aku anak kelas XI-i IPA di SMA 06 Surabaya. Aku selalu senang dengan kehidupanku ini. Aku memiliki keluarga yang harmonis dan memiliki banyak orang yang selalu sayang denganku. Hari-hariku selalu ku jalani dengan tersenyum, meskipun terkadang, masalah datang di kehidupanku.

"Sayang... Cepetan turun donk !! Sarapan bareng."
"Iya, Pa. Bentar, Pa. Ini masih jalan..!!
 Pagi Ma... Pagi Pa...!!"
"Pagi juga, sayang. Gimana semalem, mimpi indah nggak?"
"Pasti donk, Ma !!"
"Pasti ditemenin SMSan sama Rey." canda Papa
"Apaan sih, Pa?"
"Hahahaha.... muka kamu merah tuh..!!"
"Ah, iya deh. Grace ngaku!! Kemarin malem, Grace SMSan sama Rey..!!"
"Hahaha... Udah deh, lanjutin dulu sarapannya !!" sela Mamaku
"Yaaelllaah Mama..!!! Nggak ada waktu buat Grace sarapan !!"
"Papa udah selesai. Ayo, Grace ! cepetan.!"
"Ya udah, Pa. Bentar!"

Papa selalu mengantarku pergi ke sekolah, karena jarak antara sekolahku dan kantor Papa searah. Sarapan pagiku selalu terabaikan. Sarapan pagiku selalu di dalam mobil Papa. Cukup roti dengan selai strawberry kesukaanku, sudah cukup mengganjal rasa lapar di perutku. 
"Udah sampai nih, Grace."
"Iya, Pa. Makasih ya, Pa. Hati-hati di jalan !"
"Siiip Bos.!!"

Aku turun dari mobil Papa. Dengan perlahan, kakiku memasuki halaman sekolah.Rasa malas mulai menyelimuti "mood" ku. Bayangkan, jarak gerbang sekolah dengan kelasku sangat jauh. Belum lagi, harus melewati kelas-kelas para senior yang super sinisnya.
"Dorr..!!!!"
"Eh, matii.!! Astaga, Ya Alloh.. Jane.!!!! Apa-apaan sih, kamu? Nggak lucu, tau nggak?"
"Yeeee... Maaf. Mikirin apa sih?Kok murung banget?"
"Males aja. Jarak kelas kita kok jauh banget dari sini."
"Hahaha.. Udah, terima aja, masih mending kita sekolah di SMA favorit ini."
"Iya.. Bener juga. Tapi, males deh. Kenapa dari kelas X sampai sekarang dapet kelas belakang terus, ya?"
"Takdir.!! Udah deh, jalan bareng aja sama aku."

Jane, dia sahabatku mulai dari SMP. Dia anak yang ceriwis dan seru. Setiap aku jalan dengan dia, selalu dia bikin aku ketawa. Dia anak manis dan juga sifatnya dewasa. Maklum,
banyak anak cowok yang naksir ke dia.

"Udah dulu ya, Grace. Aku masuk ke kelas dulu."
"Iya, Jane. Udah, masuk sana.!"
"Okaiii,!!"
Akhirnya, kelasku sudah ada di depan mata. Ingin rasanya, aku cepat masuk dan duduk di bangku istimewaku. Seperti biasa, aku awali hari ini dengan senyuman.
"Pagiii.. Janny.!!" sapaku ceria.
"Pagi juga. Eh, kamu tadi dicari sama Rey, tuh."
"Rey?? Ngapain sih, dia itu?"
"Yeee... mana aku tahu. Ciellaaah.. yang dicariin...Ihiirr.. Cikiiciiw.!!"
"Apaan sih, Jen. Aku sama dia kan cuma sohiban aja."
Janny, dia teman sebangkuku. Dia anak yang selalu perhatian dan pintar. Setiap aku ada masalah, selalu  dibantu sama Janny.
"Hmmm... Kalo ada apa-apa, juga nggak ada yang ngelarang kok, Grace.!"
"Ah.. Udah ah.. Aku ke kelasnya dulu, deh."
"Iyaaa... silaahkaaan.!! dipuas-puasin ya..!!! Hahaha"
"Terserah.!!!"
Sibuk aku berfikir, kenapa Rey mencariku. Banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan padanya. Tapi, saat aku berada di kelasnya, belum juga aku melihatnya. "Apa aku cuma dibohongi sama Janny?" Pertanyaan itu mengganggu batinku. Karna aku tidak bertemu Rey saat itu, aku mencoba kembali ke kelasku semula. Tapi....
"Grace..."
"Oh, kamu Rey. Kamu tadi nyariin aku? Ada apa?"
"Hmm... Nggak ada apa-apa kok. Pengen aja ketemu sama kamu."
"Tuh kan, aku dibikin GR sama kamu!!"
"Hehehe.. Nggak nggak..Gini loh. Jum'at besok aku ikut festival band. Mau lihat nggak?"
"Oh ya? Beneran? Dimana?"
"Di Taman Kota. Dateng ya.. Aku tunggu loh."
"InsyaAlloh ya... Tapi, aku usahain dateng, kok."
"Siipp dah.!"
"Udah belum, nih? Kalau udah, aku mau balik ke kelas"
"Udah. Balik aja Grace, kenapa pake pamit? Hahaha"
"iiiihh... Kamu bikin aku emosi aja, Rey! Udah deh, aku balik aja. Duluan ya, Rey!"
"Wokaiii.!!"

Rey, salah satu personil band yang dibanggakan di sekolah. Rey termasuk cowok yang diidam-idamkan banyak cewek. Dia adalah cowok yang selalu menemaniku dengan SMSan setiap malam. Karena kita berdua sama-sama tidak bisa tidur di bawah jam 22.00.

Aku mengikuti pelajaran seperti biasa. Tidak ada yang spesial dan tidak ada yang terlalu buruk. Aku juga tidak terlalu pandai. Tapi aku termasuk cewek yang percaya diri. Alhamdulillah, nilai-nilai yang aku peroleh selalu membuat aku puas.

"Pulang !". Kata itu yang ingin aku ucapkan saat itu. Aku ingin cepat menyapa hari esok. Aku penasaran dengan band "kebanggaan" yang akan mengikuti festival besok. Tak lama, bel pulang pun berbunyi. Cepat-cepat aku berlari menuju kelas Jane. Ingin aku katakan padanya, kalau Rio, cowok Jane, ikut dalam festival besok.

"Jane.. Jane..!!"
"Ada apa sih, Grace?"
"Eh, besok itu ada festival band di Taman Kota. Band kebanggan sekolah kita ini, bakalan perform besok."
"Beneran kamu, Grace? Kamu nggak lagi bohongin aku, kan?"
"Ngapain aku bohong? Emang wajahku kayak orang yang lagi ngelakuin penipuan, ya?"
"Hahaha... Iya iya.. aku percaya. Jadi, Rio besok perform dong?? Ah, nggak sabar buat hari esok!"
"Yeee... yang sabar neng.. Nggak usah pake semangat '45 gitu !"
"Hello Grace!!?? Siapa sih, yang nggak seneng kalau cowoknya perform?"
"Yayayaya...Sorry. Aku kan nggak punya cowok."
"Makanya... Cepetan nyari sana!"
"Hahahaha"

"Jum'at". Hari yang aku dan Jane tunggu-tunggu pun tiba. Hari ini pasti berkesan bagi Jane dan dia pasti  berterimakasih kepadaku. Karena aku membocorkan informasi yang menyemangati harinya.

Seperti biasa, aku berangkat dengan diantar Papa. Sampai di depan gerbang dengan ditemani rasa malas berjalan menuju kelas. Belum sampai di kelas, langkahku dihentikan oleh Jane. Berbagai pertanyaan dilontarkan padaku, seperti seorang wartawan yang bertanya pada seorang narasumber.

"Grace.. Ntar bareng, ya !"
"Kemana??" (pura-pura bodoh)
"Adduuuh... Lihat performnya C.N Island lah !"
"Oh iya.. Hahaha.. Okeii dah.! Tapi, kamu ya yang jemput aku ke rumah !"
"Beres dah. Masalah itu kecil, Grace !"
"Okaii.. Jam 3 sore ke rumahku ya !"
"Siip.. Makasih ya Grace sayaaaang.. Mmmuuaach.!!!"
"Udah deh, nggak usah ngerayu. Hahaha... Udah dong, relain jalanku ini. Mau ke kelas, nih !"
"Oh, iya! silahkan Tuan Putri.."

"Masuk". Kata itu yang ingin aku ucapkan sekarang. Pelajaran hari ini merupakan mapel yang aku senangi. Kertakes, Olahraga dan Fisika. Perasaan senang pun tidak bisa aku tutupi. Karena aku selalu tersenyum menjalani hari-hariku.

Tidak terasa, bel pulang berbunyi. Cepat-cepat aku rapikan bukuku dan bersiap untuk sore nanti. Ingin aku cepat keluar dari sekolah dan sampai di rumah. Tapi, jalanku dihalangi oleh Rey.
"Apa sih, Rey?"
"Hehehe.. Nggak kok. Ntar jadi lihat kan?"
"InsyaAlloh. Kalo jadi, aku SMS kamu deh."
"Siiip. Kalau nggak dateng, juga nggak apa-apa kok, Grace."
"Iya... iya.. Kabar pastinya, ntar sore deh."
"Oke. Bantuin doa ya, Grace."
"Pasti Rey. Masak sahabat sendiri nggak di doain yang terbaik?" (sambil tersenyum)
"Makasih, ya. Tapi...."
"Kenapa Rey?"
"Aku... aku demam panggung nih, Grace."
"Hahaha.. Astaga Rey... Kamu ini udah perform berulang-ulang. Tapi tetep aja demam panggung."
"Yaaa... Namanya juga manusia."
"Hehehe... Semangat Rey!! Aku doain yang terbaik."
"Oke. Makasih ya."
"Oke oke oke."

Di jalan, tak henti-hentinya otakku berfikir. Bagaimana Rey tampil nanti? Sukses atau tidak? Dan apakah dia akan demam panggung? Satu per satu pertanyaan itu mengacak saraf-saraf otakku. Karna sibuk berfikir, aku tidak sadar kalau aku sudah ada di depan rumah. Seperti biasa, rumah sepi. Hanya ada bibi, Pak Umar dan aku. Sebenarnya bosan juga kalau terus-terusan seperti ini.

Langkah utamaku menuju kamar. 50 x 50 ukuran kamarku, sudah cukup bagiku. Semua hal yang aku lakukan tersimpan dengan baik di kamar idamanku. Tujuan pertama, almari pakaianku. Satu persatu, pakaian di almari, aku keluarkan. Dan pilihan hatiku, tertuju pada kaos hijau putih yang bergambarkan wajah "smile"

Tak lama kemudian, suara sepeda berhenti di depan rumah. Benar, sepeda itu milik Jane. "Tiiiiiin.... Tiiiiiin..."
Tanda itu, mengisyaratkan aku untuk turun. Segera aku turun dan keluar untuk bertemu dengan Jane. Aku melihat dia dengan tatanan rambut terurai dan memakai bandana. Ya, itu memang ciri khas Jane.

"Grace.. Ayo berangkat."
"Iya.. Aduh, semangat banget sih?? Bentar ya."
"Mau ngapain lagi, sih?"
"Bentar dong. Aku mau SMS dia kalau kita udah berangkat."
"Wew.. Wew... Rey nih, sekarang? Hahaha."
"Udah. Diem !"
Segera aku SMS Rey saat itu juga. Respon yang aku terima tidak terlalu buruk dan tidak terlalu baik.
Drrrt... Drrrt...
Dari      :  Rey

Okaii... santai aja. Masih lama kok performnya.

Saat aku selesai membaca SMS dari Rey, aku dan Jane pergi melihat festival band. Jalanan macet dan cuaca mendung. Firasatku, hari ini akan turun hujan. Ternyata benar, tak lama kemudian, hujan turun membasahi sepanjang jalan ini. Tapi, karena pada awalnya kita memang niat, kita lanjutkan saja perjalanannya meskipun harus kehujanan.

Rasa malu menyelimuti batinku. Aku merasa minder apabila nanti aku bertemu dengan Rey. Badanku basah dan dandananku tak karuan. Tapi aku tidak terlalu memikirkannya. Setelah Jane selesai memarkirkan sepedanya, kami berjalan menuju taman, tempat festival itu dipertunjukkan.

Saat itu, aku tidak bertemu dengan personil-personil C.N Island. Tapi, karena aku tidak sabar dan aku masih belum bertemu dengannya, akhirnya aku SMS Rey.

Drrt.. Drrt...
Dari     : Rey

Kamu dimana? Aku disebelah kiri R.Informasi
Ternyata personil-personil C.N Island ada diseberang sana. Segera aku menarik tangan Jane dan memberitahunya, kalau Rio juga ada disana. Aku berharap, Rey tidak berfikir kalau aku rela kehujanan demi melihat dia tampil. Aku berharap, dia tidak akan merasa bersalah.

Lambaian tangan Rey mengisyaratkan kepadaku, kalau dia berada disana. Senyum manisnya menyambut kedatanganku dengan Jane.

"Kehujanan, Grace?"
"Ya.. begitulah." Jawabku singkat.
“Kalau tau gini, nggak usah dateng tadi Grace !”
“Kok gitu, sih? Aku kan niatnya dateng buat kamu !”
“Tapi kalau kehujanan gini, gimana? Dasar Bodoh !”
“Lho ?! kamu kok nyolot, sih? Nggak seru deh. Nggak malah seneng lihat aku dateng. Malah dikatain bodoh.” Ucapku kesal
“Bukannya nggak seneng ! Tapi kan dikira sama temen-temen lain, kamu sama aku ada apa-apanya !”
“Apa sih, maksudmu Rey? Bukannya kemarin, kamu yang nyuruh aku buat dateng?”
“Iya… Tapi..”
“Tau ah !! Nggak asyik kamu !!”

Aku pergi meninggalkannya dengan perasaan marah dan kesal. Apa maksudnya?Aku rela kehujanan demi dia, tapi responnya seperti itu? Aku tak mau ambil pusing. Aku pergi menjauh darinya sampai perasaanku tenang.

Benar jika aku tidak menyukai saat hujan. Karena setiap hujan, selalu saja ada masalah. Aku mencoba menenangkan diriku dan bersabar. Tidak mungkin aku pulang dengan cara seperti ini. Aku tidak akan kembali ke Taman, sebelum Rey tampil di panggung.

Tak lama kemudian, suara MC memecah semua fikiranku. Karena MC memanggil band kebanggan sekolah, “No. 15.…CN ISLAND”. Sebenarnya, perasaanku masih tidak terlalu baik. Tetapi, aku berusaha menutupi egoku. Aku kembali ke Taman dan mencari tempat untuk dapat melihat band “CN ISLAND”.

Di tengah penampilan Rey, sentak aku tercengang dan terkejut….
"Demi aku yang pernah ada di hatimu...
 Pergi saja dengan kekasihmu yang baru...
 Dan aku yang terluka oleh hatimu....
 Mencoba mengobati perihku sendiri....
 Aku yakin bisa...
 Aku bisa tanpamu..."

"Waaaaaaahh... Prok.. Prok.. Prok..." Suara para fans yang meramaikan suasana. Mereka tidak menyangka, kalau Rey akan menjadi backing vocal saat itu. Akupun kaget dan tidak menyangka, mataku tak bisa tertutup dan aku tercengang. Rey, selain dia memainkan melody gitar, dia juga bisa bernyanyi. Plok.. plok.. plok.. Suara tepuk tanganku menyertai para fans-fans itu..
Saat C.N Island selesai tampil..
"Alhamdulillah.. Sukses!!"
"Alhamdulillah.... Eh, gila banget!! Keren banget kamu Rey."
"Masak sih? Kayaknya biasa aja."
"Keren woi!!! Aku aja sampe bengong. Sumpah, aku nggak nyangka!!"
"Hahaha.. Makasih banget ya, kamu udah mau dateng. Maaf, aku ngrepotin."
"Ngrepotin apanya? Nggak sama sekali kok. Malah aku seneng banget bisa lihat sohibku perform. Keren banget juga."
"Makasih, Grace."
"Iya Rey... Santai aja lagi."

Acara festival saat itu telah berakhir. Pengumuman juara akan diumumkan esok harinya. Perasaan deg-degan, penasaran dan cemas mencampur aduk di hati personil dan juga fans-fans dari C.N Island. Aku pun merasa deg-degan dan penasaran. Tapi, aku yakin mereka masuk dalam juara.

Esok harinya, aku berangkat ke sekolah seperti biasa. Kali ini dengan semangat, yakin dan penuh senyum mengawali hari ini. Pengumuman juarapun akan diumumkan hari ini. Tapi, aku tidak mau banyak berharap dan berfikir. Aku takut, apabila nanti mereka tidak masuk dalam juara itu, aku akan kecewa. Berfikir positif dan yakin, hanya itu yang dapat aku lakukan.

Saat aku akan masuk ke kelas.Tiba-tiba saja, Rey menghalangi langkahku. Mungkin dia ingin meminjam buku karena ekspresi wajahnya biasa-biasa saja. Atau mungkin, bandnya tidak masuk dalam juara itu? Pertanyaan itu menggangguku lagi.

"Grace.... "
"Iya.... Ada apa? Mau pinjem buku, Rey?"
"Nggak.. aku cuma mau ngasih tau... C.N Island masuk juara !!"
"Alhamdulillah.. Akhirnya, Alloh ngabulin doa ku. Nggak sia-sia aku doain kamu."
"Makasih Grace. Makasih buat semuanya."
"Sama-sama lagi Rey. Kita kan udah sahabatan dari dulu. Jadi, santai aja !" (sambil menepuk pundaknya)
"Makasih. Kamu emang inspirasi dan penyemangat hidupku."

"Deg" jantungku terasa berdetak keras dan spontan mulutku terdiam. Aku mencoba diam dan tidak bicara apapun padanya.
"Woiii..!!!! Kok diem aja?? Maksudku, kamu yang selalu nyemangatin aku. Kamu yang jadi inspirasiku karena kamu selalu ceria, aku jadi ikut semangat. Pas kemarin perform, cukup ngelihat kamu aja, aku udah yakin dan aku nggak demam panggung lagi."

Panjang lebar Rey menjelaskan padaku. Ternyata, dia menjadikanku inspirasi dan semangat dalam hidupnya. Karena aku selalu ceria dan semangat. Aku memang selalu memberi dia semangat saat dia merasa sedih.

"Ow... Hahaha.. Aku sempet GR tadi.. Hahaha... Sama-sama lagi Rey. Kamu juga selalu bikin aku tertawa lepas dan semangat jalanin hari. Kamu kan yang ngajarin aku, gimana caranya biar hari-hari ini terasa indah? Aku ambil semua nasihat yang kamu kasih ke aku. Makasih juga ya, Rey buat semuanya."
"Jadi, kita sama-sama kasih semangat, ya?Kok aku nggak nyadar ya? Hahaha.. lucu juga sih. Tapi emang ini kan yang namanya sahabat?"
"Siip.. Dan aku bangga punya sohib kayak kamu, Rey."
"Siip.. Aku juga seneng, punya sohib lucu dan selalu semangat......
  Kayak kamu !!" (sambil mengacak-acak rambutku)
"Rey.... !!!!!"

Aku mengejarnya karena dia merusak dandananku. Kami saling mengejar, seperti anak TK yang sedang bermain. Sembunyi-sembunyi di balik badan teman-teman, menghindar, berlari. Rey, dia penyemangat hidupku. Dia sahabat yang selalu meyakinkanku untuk menerima kenyataan hidup ini.

Kami saling memberi masukan, saling memberi semangat dan kita sama-sama menjadi inspirasi hidup. Rey, dia adalah sosok sahabat yang selalu menyadarkanku, kalau hidup ini indah jika kita mau memberi keindahan tersendiri dalam hidup kita. Hidup ini indah, jika kita tidak pernah menyalahkan keadaan yang telah terjadi.
Terimakasih, Tuhan. Engkau telah perkenalkan aku dengan dia, Rey, seorang penyemangat hidupku.

Tidak ada komentar: